Hiruk pikuk kemeriahan pesta ulang tahun kemerdekaan RI ke-79 mengusung tema Nusantara Baru Indonesia Maju menggelora hingga ke akar rumput. Berbagai kegiatan dilakukan secara meriah bahkan sampai ke tingkat RT, semata-mata sebagai bentuk suka cita atas nikmat kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dengan darah, harta dan nyawa. Sebagai wujud syukur atas nikmat kemerdekaan tentunya warga mewujudkannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan positif untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme setiap generasi.
Salah satu kegiatan yang menjadi agenda rutin di setiap kecamatan adalah karnaval, tak terkecuali Kecamatan Kertosono menyelenggarakan Karnaval secara berturut-turut di mulai dari tanggal 27,28,29 Agustus 2024 untuk tingkat TK/RA, diikuti SD/MI dan SMP/SMA. Dengan tema “Kejayaan Nusantara, Memperkokoh Pondasi dalam Harmoni menuju Nusantara Baru Indonesia Maju” MTsN 1 Nganjuk ikut ambil bagian dengan menampilkan tema Kerajaan Islam Nusantara. Bukan tanpa alasan, di era sekarang di tengah terkikisnya budaya bangsa oleh budaya luar menjadi penting untuk menyalakan kembali sejarah bagaimana Indonesia menjadi negara yang kuat dan makmur karena kedigdayaan kerajaan-kerajaan di nusantara.
Dengan nomor urut 3 (tiga) MTsN 1 Nganjuk menampilkan formasi barisan di mulai dari Komentator. Turut menjadi ikon pembuka perjalanan pasukan, dengan semangat luar biasa kepala MTsN 1 Nganjuk Dra. Hj Ida Rosida Maimun di dampingi Kaur TU H. Moh. Yani Kholiq berdandan ala ratu dan raja. Di ikuti oleh tiga cucuk lampah yaitu Andrean, Valva dan Hasna. Dibelakangnya secara berturut-turut sebagai pembawa nomor, pembawa logo MTsN 1, pembawa lambang negara, pembawa foto presiden dan wakil presiden adalah Nasywah, Asnazita, Rena, Dira dan Diva. Dibelakangnya adalah 13 Paskibra pembawa bendera merah-putih diikuti pembawa spanduk tema Yhongki dan Fathir dan pasukan Bhinneka Tunggal Ika sebanyak 32 pasang mewakili pakaian adat 32 provinsi.
Yang unik dan berbeda dari barisan-barisan sekolah lain dimulai dari barisan ini. Ya, barisan Jejak Kejayaan Nusantara dimulai dengan megahnya pasukan Kerajaan Kutai dengan Raja, Ratu, Dayang serta prajurit. Di belakang prajurit ada pembawa Pasasti Yupa.
Pasukan kerajaan kedua adalah Kerajaan Sriwijaya yang menampilkan Raja, Ratu, Dayang dan prajurit serta menampilkan miniatur kapal layar sebagai lambang bahwa Sriwijaya adalah kerajaan terbesar di abad ke-8 masehi yang menguasai mulai Pulau Sumatera hingga Selat Malaka.
Kerajaan berikutnya adalah Kerajaan Singosari yang menampilkan tokoh-tokoh pendiri Singosari yang melahirkan raja-raja besar di Pulau Jawa.
Kerajaan berikutnya adalah Kerajaan Majapahit dengan menampilkan mobil hias yang megah sebagai lambang kerajaan terbesar di nusantara. Diikuti dengan ratu, raja tak lupa Patih Gadjah Mada pencetus Sumpah Amukti Palapa, diikuti Dayang dan Prajurit.
Selanjutnya pasukan Kerajaan Samudera Pasai menampilkan Raja, Ratu, Menteri, Perdana Menteri dan Laksamana Pimpinan Angkatan Laut Selat Malaka.
Berikutnya adalah Kerajaan Demak sebagai Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang didirikan oleh Wali Songo menmpilkan pasukan pasukan para pendiri Kesultanan Demak dan tak lupa ikon Ratu Kalinyamat dan miniatur Masjid Demak.
Pasukan kerajaan terakhir adalah Kerajaan Mataram Islam sebagai penerus kekuasaan kerajaan Islam setelah demak dan Pajang dengan pasukan Panembahan Senopati, Sultan Sgung, Prajurit, Abdi Dalem dan Dayang.
Tak kalah memukau di belakang pasukan Kerajaan adalah pasukan Pendidikan di berbagai jenjang sebagai bentuk keberlanjutan penerus perjuangan para pahlawan dan Profesi adalah perwujudan keberhasilan pendidikan menampilkan profesi Guru, Dokter, Konten Kreator, Petani Modern, Arsitek,TNI-Polri dan Koki dengan membawa properti unik sesuai profesi masing-masing.
Pasukan di tutup dengan dua pasukan yaitu 40 pasukan Tari Nusantara yang menampilkan Diorama kisah dramatis berjudul “Lembu Suro di Gunung Kelud” yang melegenda dengan Sumpah Lembu Suro. Di belakang pasukan tari adalah pasukan Hadrah Al-Fattah yang sudah menorehkan berbagai prestasi, menampilkan irama hadrah dan lantunan sholawat yang merdu dan menyentuh hati.
Karnaval MTsN 1 yang selalu di tunggu masyarakat adalah sekelumit ingar bingar perayaan penuh makna dalam HUT RI dari tahun ke tahun. Namun, esensi dari sebuah kemerdekaan adalah menguatnya sendi-sendi kehidupan anak bangsa dalam mencetak generasi emas demi keberlanjutan Indonesia tercinta. Dan MTsN 1 Nganjuk siap menjadi garda terdepan mencetak generasi yang berilmu, beriman dan berakhlakul karimah dengan segudang prestasi. (Finafielove)
Tinggalkan Komentar